Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. Thaha : 18)
Ayat tersebut menerangkan bahwa rezeki yang baik itu sudah dan telah diberikan kepada hamba-hambaNya yang ingat dengan apa yang menjadi pemberianNya. Semua pemberian yang dapat menjadikan kita lupa sebenarnya tujuan dari pemberianNya itu. Rezeki yang telah diberikan itu ditujukan agar kita dapat mengelola dan mengontrol rezeki itu, namun ada yang berpendapat bahwa rezeki itu banyak bentuknya ada yang berupa harga yakni uang, kesehatan, kesejahteraan, kelengkapan fisik, kepintaran, keahliaan, dan masih banyak lagi.
Mari kita ambil salah satu dari pemberian rezeki Nya yakni berupa harta yang dapat berwujud uang, rumah, mobil, motor, pakaian mewah, jam tangan, komputer, laptop, dan sebagainya. Menjadi pertanyaan besar dan perlu atau penting untuk dijawab, kemudian bagaimana cara mengelola harta yang telah diberikan tersebut?
Aset-aset yang ada dan kita miliki adalah rezeki yang perlu untuk dikelola sebagaimana mestinya karena dari harta itulah yang mengantarkan kita kepada 2 (dua) pilihan yakni nereka or surga. Harta yang dikelola dengan baik dan benar menurut ajaran Islam akan dapat mengantarkan kita ke dalam jannah (surga) Nya. Namun, sebaliknya bisa juga pilihan ke-2 yakni nereka menjadi pilihan kita dengan pengelola harta yang tidak benar dan digunakan untuk kepentingan pribadi tanpa memandang sesuatu apa pun.
Rasulullah saw, bersabda wahai manusia, bertaqwalah kepada Allah, dan perbaguslah cara mencari rezeki, karena sesungguhnya suatu jiwa tidak akan meninggal sampai disempurnakan rezekinya, walu terkadang lambat datangnya. Maka bertaqwalah kepada Allah, dan perbaguslah cara mencari rezeki. Ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram. (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah saw disini menegaskan kepada para manusia tidak hanya umat Islam untuk bertaqwa kepada Allah, taqwa yang mengantarkan diri kita kepada keimanan yang penuh yakni Islam. Di sisi lain, dalam hal harta atau rezeki telah ditetapkan seberapa besar porsi yang akan kita dapatkan bahwa sampai dikatakan "sampai disempurnakan rezekinya, walau terkadang lambat datangnya". Perbaiki diri kita tentang cara memperoleh harta di kehidupan bisa dari cara perdagangan kita, kinerja kita, perilaku kita, pikiran kita, batin kita. Buat sebagus dan secantik mungkin harta yang kita peroleh dengan memilih hal-hal yang dikatakan halal dan jangan sampai hasil harta yang kita dapatkan dari harta haram.
Drs. H. Bakrim Ma'as dalam Risalah Jum'at pun juga menerangkan beberapa dampak buruk memakan harta yang dihasilkan dari yang haram, antara lain:
- sumber kemurkaan Allah di dunia dan akhirat, harta haram menjadi sumber kemurkaan Allah tidak hanya di akhirat, di dunia pun juga. kermudian bagaimana murka Allah yang menimpa kita yang memperoleh harta dengan cara yang haram sehingga menghasilkan harta haram pula.
- penghalang untuk masuk surga, salah satu tujuan kita di dunia untuk mencari ridha Allah dan surga Nya, selanjutnya jika tujuan itu sudah ditutup sebagaimana karena perbuatan kita yakni dengan hasil dari yang haram selanjutnya tujuan yang seperti apa lagi yang akan kita capai untuk bekal akhirat nanti.
- harta haram adalah bara api neraka, banyak sekali hal-hal yang perlu untuk diperhatikan dan disadari bahwa setiap harta haram yang dihasilkan oleh kita menjadi bahan bakar kita nanti di akhirat namun bukan di surga Nya tetapi di neraka. Semakin banyak bahan bakar yang ada semakin besar pula tenaga yang akan dikeluar dan semakin besar pula api yang menyala di Neraka kelak.
- harta haram penghalang terkabulnya do'a, sering kita berdo'a untuk meminta dan berharap dengan penuh keyakinan bahwa do'a kita akan terkabul. Kemudian do'a yang terus kita panjatkan dan kita sampaikan kepada Allah terkumpul menjadi satu yakni awan hitam yang bahkan menghambat do'a-do'a lain kita kepada Ya Rabb selanjutnya dari mana kita dapat berharap do'a kita dapat terkabul jika masih ada penghalang yang men-stop do'a kita. Hilangkan penghalang tersebut sehingga luruslah do'a kita.
- harta haram adalah biang kebangkrutan di hari kiamat, shalat, puasa, haji dan umroh kita tidak ada artinya apabila kita masih memakan harta haram dan masuk di dalam tubuh kita (HR. Muslim / 2581)
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih