Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga - Yogyakarta

Gedung Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Labolatorium Agama - Masjid Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Pusat Tempat Ibadah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

University Library - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pusat Buku-Buku Referensi di UIN Sunan Kalijaga

Peta Keseluruhan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga

Desah Lokasi Ruang di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Monday, January 22, 2018

Sadar Konsekuensi


Dikutip dari Hadilah Edisi 121 Juli 2017 oleh Ust Yusuf Mansur
Kisah yang menyentuh...
Ya sudahlah, jangan menangis..." ungkapan lirih tersebut keluar dari lisan Ibu Sunarti kepada putrinya.
Putrinya ini bergaul kebablasan hingga hamil dan hebatnya hati seorang ibu - meski hatinya terpukul dan kesedihan yang mendalam melanda, Ibu Sunarti mencoba menghibur putrinya.
"Nasi sudah terlanjur menjadi bubur. Sekarang, kamu hamil dan itu tidak bisa dihindari. Hadapi saja kenyataan dengan tenang. Ada ibu dan ayah dan saudara-saudaramu yang siap menemani."
Narti terus saja menangis. Dia menyesal, kenapa dia terlalu jauh pacaran. Sekarang dia hamil dan Mas Mo, pacarnya tidak mau tanggung jawab.
Penyesalan Narti agak sedikit terlambat. Lho kok, dibilang 'agak terlambat'? Ya, sebab ampunan Allah jauh di atas semua dosa kita. Kalau kita mau minta ampun kepada Allah, dipastikan rahmatNya akan segera mengiringi kehidupan kita di kemudian hari. Termasuk, apa yang dilakukan Narti. Namun dibilang terlambat, ya karena memang terlambat.
Seperti yang dikatakan Ibu Sunarti, Narti sudah terlanjur hamil dan itu kenyataan. Menerima resiko, sebagai sebab-akibat perbuatan akan sedikit menenangkan hati. Istilah gampangnya, "Mau bagaimana lagi?"
Berbuat salah adalah pengalaman berharga. Namun, kalau bisa kita tidak belajar setelah kesalahan terjadi, maksudnya jangan sampai kesalahan terjadi lalu kita baru belajar. Ada 3 cara agar kita tidak belajar setelah kesalahan terjadi.
Pertama, banyak-banyak berpikir sebelum berbuat (terutama yang ada hubungannya dengan dosa).
Kedua, menghidupkan pancaindra kita, yang boleh jadi tertutup karena mengikuti nafsu.
Ketiga, banyak membaca pengalaman orang lain.
Kita harus tahu bahwa setiap kebaikan akan menghasilkan kebaikan yang lain. Kalau kita tidak dapatkan dari manusia, kita akan dapatkan dari Allah. Begitu juga sebaliknya, keburukan akan menghasilkan keburukan yang lainnya juga. Walaupun kita bisa membentengi diri dari akibat hukum dunia, Allah tidak akan pernah meloloskan kita.
××××××××××××××××××××××××
Banyak kejadiannya atau kisah yang dialami manusia memiliki konsekuensi atas apa yang diperbuatnya, baik itu kebaikan maupun keburukan. Tinggal bagaimana kita memilih jalan hidup kita? Bagaimana kita menahan nafsu kita terhadap perbuatan yang buruk? Bagaimana kita melakukan perbuatan yang baik?
Belum tentu, perbuatan yang menurut kita baik pada pandangan manusia tapi buruk dihadapan Allah.
Belum tentu, perbuatan yang menurut kita buruk pada pandangan manusia tapi baik dihadapan Allah.
Semua memiliki sesuatu yang perlu dipertanggung jawabkan nantinya dihadapan Allah SWT.
Banyak-banyaklah mengingat Allah, banyak-banyaklah meminta ampunan Allah, banyak-banyaklah memperbaiki diri kita daripada mengoreksi perbuatan orang lain. insya Allah itu lebih baik