Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga - Yogyakarta

Gedung Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Labolatorium Agama - Masjid Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Pusat Tempat Ibadah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

University Library - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pusat Buku-Buku Referensi di UIN Sunan Kalijaga

Peta Keseluruhan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga

Desah Lokasi Ruang di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Monday, March 27, 2017

Tata Cara Penulisan Tesis Hukum Bisnis Syariah: Prodi Hukum & Syariah

Bahan dan Ukuran Kertas
- Naskah tesis dibuat di atas kertas HVS A4 70gr (21,5 x 29,7 cm) dengan spasi ganda.
- Sampul tesis dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk ujian, sampul tesis berupa kertas putih yang dilapisi transparan tanpa dijilid.
b. Untuk pengumpulan, setelah perbaikan berdasarkan saran Tim Penguji Ujian Tesis, tesis dijilid dalam bentuk buku ukuran A5 dengan sampul berwarna hitam. 

Sampul Tesis
Tulisan pada sampul tesis meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Judul Tesis
- Logo Universitas/Sekolah Tinggi/Akademik, contoh: UIN Sunan Kalijaga
- Tulisan "Oleh:"
- Nama Mahasiswa (tanpa gelar akademik)
- Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
- Tulisan "TESIS"
- Maksud penulisan: "Diajukan kepada Program Studi Magister Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Hukum Islam".
- Tulisan "YOGYAKARTA"
- Tahun pengajuan tesis, contoh: 2017

Pengetikan Draft Tesis Sebelum Diujikan
- Jenis huruf yang digunakan dalam penulisan tesis adalah Times New Roman dengan besar font 12, kecuali pada halaman sampul dan catatan kaki. Keseluruhan naskah tesis ditulis dengan menggunakan jenis huruf yang sama.
- Cetak miring (italics) digunakan untuk menulis judul buku, nama jurnal, dan istilah asing yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia.
- Lambang atau tanda-tanda yang tidak dapat ditulis dengan mesin ditulis dengan tangan memakai tinta hitam.
- Bilangan di atas sepuluh ditulis dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat.
- Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa titik belakang misalnya m, g, kg, km.
- Jarak antara baris adalah dua spasi (spasi ganda) kecuali kutipan langsung, catatan kaki dan data pustaka dalam daftar pustaka.
- Batas tulisan adalah 4 cm dari tepi atas, 3 cm dari tepi bawah, 4 cm dari tepi kiri, dan 3 cm dari tepi kanan.
- Alinea baru dimulai pada ketikan ke-8 dari tepi kiri.
- Judul bab ditulis dengan huruf besar (kapital) dan diletakkan di tengah secara simetris, dengan jarak 4 cm dari tepi atas. Judul sub-bab ditulis dari tepi sebelah kiri dengan huruf besar pada tiap-tiap permulaan kata, kecuali penghubung dan kata depan.
- Judul anak sub-bab ditulis dari tepi sebelah kiri dengan huruf besar pada permulaan kata.
- Rincian sesuatu ditulis berurutan dengan angka atau huruf sesuai keperluan.

Pengetikan Draft Tesis Setelah Diujikan
Ketentuan pengetikan draft tesis setelah diujikan sama dengan pengetikan sebelum diujikan, kecuali beberapa hal sebagai berikut:
- Ukuran buku A5.
- Jenis huruf yang digunakan dalam penulisan tesis adalah Times New Roman dengan besar font 11, kecuali pada halaman sampul dan catatan kaki. Keseluruhan naskah tesis ditulis dengan menggunakan jenis huruf yang sama.
- Jarak antar baris adalah satu spasi.

Penomoran
- Penomoran halaman pada bagian awal, mulai halaman judul sampai dengan daftar isi menggunakan angka romawi kecil di tengah pada bagian bawah
- Penomoran halaman bagian isi/utama dan bagian akhir, dan halaman bab pertama sampai dengan terakhir memakai angka Arab di sudut kanan atas, kecuali halaman judul tiap bab diletakkan di tengah bagian bawah.
- Nomor halaman ditulis dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi atas (header).

Tabel dan Gambar
- Bagan, grafik, peta dan foto disebut gambar.
- Tabel dan gambar dinomori dengan angka Aran.
- Judul tabel dan gambar yang menyertai nomor diletakkan simetris di bawah tabel dan gambar tanpa diakhiri dengan titik.
- Keterangan tabel dan gambar ditulis pada halaman yang sama dengan halaman tabel dan gambar tersebut.

Bahasa
- Tesis ditulis dengan bahasa Indonesia baku yang baik dan benar.
- Program studi tertentu ditulis dengan menggunakan bahasa asing yang sesuai.
- Menghindari pemakaian kata ganti orang pertama dan kedua (saya, aku, kami, kita, engkau, kamu). Kata ganti orang pertama dibuat dengan format kalimat pasif.

Penulisan Nama
- Nama orang atau penulis yang diacu dalam uraian ditulis tanpa gelar atau derajat kesarjanaan.
- Nama penulis dalam daftar pustaka dicantumkan lengkap, termasuk jika penulis sebuah pustaka terdiri atas dua atau tiga orang. Jika penulis lebih dari tiga orang, cukup ditulis penulis pertama ditambah dengan et, al.

Catatan Kaki (Footnote)
- Catatan kaki ditulis dengan jarak satu spasi.
- Catatan kaki tidak menggunakan opere citato (op.cit) dan loco citato (loc.cit), tapi menggunakan ibidem (ibid). Jika referensi yang dirujuk telah diselingi oleh referensi lain, maka dalam catatan kaki cukup ditulis nama pengarang, judul awal artikel atau buku dan halaman.
- Jika karya yang dikutip berupa terjemahan, maka nama penerjemah ditulis setelah nama karya dengan didahului oleh kata "terj.".
- Judul artikel dalam jurnal atau buku antologi diberi tanda kutip dan tidak miring (ditulis tegak), sementara nama jurnal dan judul buku antologi dicetak miring.
- Penulisan halaman ditulis dengan angka halaman yang dimaksud secara langsung dengan diawali tulisan "hlm.". Setelah penulisan angka halaman dimaksud diakhiri dengan tanda titik (.).
- Penulisan kota penerbit, nama penerbit, dan tahun diletakkan dalam kurung, dengan perincian kurung buka diikuti oleh kota penerbit, titik dua (:), nama penerbit,  koma (,), tahun terbit, dan tutup kurung.
- Penulisan tanda koma (,) diletakkan setelah nama pengarang, judul artikel, atau buku, dan identitas penerbit.

Istilah
- Istilah baru yang belum baku ditulis dengan cetak miring. Pada penggunaan yang pertama kali perlu dijelaskan arti atau padanannya.
- Istilah-istilah penting dalam tesis dapat dibuatkan daftar tersendiri sebagai daftar istilah/glosari.

Kutipan
- Data sumber tulisan yang diacu atau dikutip ditulis lengkap dalam bentuk catatan kaki yang meliputi nama pengarang, judul tulisan (dicetak miring), nama kota, penerbit, tahun terbit, dan halaman yang dikutip Apabila sumber tulisan karya terjemah, nama penerjemah disebutkan setelah judul buku.
- Kutipan ditulis dalam bahasa aslinya, Kutipan langsung (dalam bahasa aslinya) lebih dari tiga baris ditulis dengan satu spasi menjorok ke dalam seperti permulaan alinea.
- Kutipan terjemah ayat-ayat Kitab Suci ditulis dengan satu spasi.
- Kutipan ayat al-Qur'an ditulis "QS. nama surat (nomor surat): nomor ayat". Contoh: Q.S. Ali 'Imran [3]: 4.

Daftar Pustaka
- Daftar pustaka ditulis dengan jarak satu spasi, sementara antar pustaka diberi jarak 2 (dua) spasi.
- Penulisan pustaka adalah dengan urutan nama pengarang, judul karya, kota penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit.
- Penulitsan nama diambil nama keluarga atau orang tua (jika ada) dan disusun secara alfabetik.
- Penulisan al- dan ibn (untuk nama Arab) dan van (untuk nama Belanda) diabaikan dalam menyusun alfabetik.
- Apabila karya berupa terjemah, maka nama penerjemah ditulis setelah judul karya terjemah dengan didahului kata "terj." (bila terjemah ke dalam bahasa indonesia).
- Judul artikel dalam jurnal atau buku antologi diberi tanda kutip dan tidak miring, sementara nama jurnal dan judul buku antologi dicetak miring.
- Khusus pustaka yang berupa jurnal, nomor halaman artikel yang diambil ditulis setelah tahun, misalnya 23-55.
- Penulisan tanda koma (,) diletakkan setelah nama pengarang,judul artikel atau buku, nama penerjemah, dan nama penerbit. Penullisan tanda titik dua (:) ditempatkan setelah kota penerbit atau tahun sebelum halaman artikel. Sedangkan tanda titik (.) ditempatkan di bagian paling akhir setiap pustaka.

Sumber :
Program Studi Magister Hukum Islam FSH, Pedoman Penulisan Tesis, Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga, 2016), hlm. 12-19

Tuesday, March 7, 2017

Urgensi Syahadatain

URGENSI SYAHADATAIN
AHAMMIYATUSY SYAHAADATI

Pintu Masuk Islam/ al madkhalu  ilal islami

Intisari Ajaran Islam/ khalaashatu ta'aaliimil islami

Titik Tolak Perubahan/ asaasul inqalaabi

Hakikat Dakwah Para Rasul/ haqiiqatu da'watir rasuuli

Keutamaan Yang Besar/ fadhaailu 'adziimd tun

Monday, March 6, 2017

BAB 1 Makna Syahadatain


Secara umum jika kita membahas terkait Syahadatain maka dua hal yang perlu diingat yakni adalah Syahadat untuk Allah SWT dan Syahadat untuk Rasulullah saw yang merupakan Nabi akhir zaman. Ketentuan ini ada pada ajaran Islam, yakni seseorang yang dalam keimanan yang Allah kehendaki menempuh jalan yang Allah kehendaki berupa nikmat Islam. Keyakinan manusia terhadap Islam itu lah yang tertuang dalam rukun Islam, ajaran Islam memberikan klausa bahwa orang yang ber-Islam memasuki gerbang Ke-Islaman dengan bersyahadat. Syahadat untuk Allah (Tauhid) dan Syahadat untuk Rasulullah saw (Risalah), dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dikarenakan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kepribadian, perilaku, dan perbuatan mereka.

Yang dimaksud Syahadat Tauhid adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, sedangkan Syahadat Risalah adalah persaksian bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Nabi dan utusan Allah SWT.

1. Syahadat Tauhid

Sebagai makhluk yang teristimewakan dengan akalnya, manusia diberi amanah kepemimpinan di bumi dan tidak dibiarkan begitu saja tanpa adanya pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka lakukan. Dari konsekuensi yang harus diterima manusia sebagai makhluk yang berakal yakni bahwa ada keputusan dimana manusia dengan persaksiannya terhadap Allah SWT, bahwa tidak ada tuhan yang disembah, yang diibadahi, yang diagungkan, yang diharapkan, yang dimintai pertolongan, yang dibesarkan selain Allah Yang Maha Esa.

Sepantasnya manusia perlu berpikir atas dasar akalnya tersebut bahwa tidak ada yang mampu menjadi Tuhan selain Allah SWT yang mampu memberikan pertolongan, memberikan perlindungan, memberikan rezeki, memberikan segalanya tanpa ada yang menghalangi. Maka jika ada yang mengaku atau diakui sebagai tuhan sebagai penolong, pemberi rezeki, yang Agung, yang disembah, dan diibadahi namun tidak dapat menjadi tuhan untuk dirinya berarti dia bukan tuhan. Karena tuhan tidak mati, tidak hilang, tidak lenyap, tidak habis, tidak memiliki masa, tidak tertandingi sebab Dia pemilik Kuasa dan Raja alam semesta, yakni ALLAH SWT.

Logika orang Arab Badui itu sangat sederhana. Tuhan yang disembah, dimintai pertolongan, dan tempat berlindung itu harus dapat melindungi dirinya bahkan harus lebih hebat dibanding penyembahnya.

Allah berfirman dalam QS. Al Hajj [22]: 73-74,
Wahai sekalian manusia, telah dibuat suatu perumpamaan, karena itu dengarkanlah," Sesungguhnya pihak-pihak yang kalian seru sekalian Allah itu tidak akan dapat menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk melakukannya. Bahkan sekiranya mereka dihinggapi lalat pun tidak dapat menghindarkan diri. Sama-sama lemahnya, baik yang meminta maupun yang diminta. Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

2. Syahadat Risalah

Untuk menjaga kehormatan manusia, Allah SWT menurunkan petunjuk berupa wahyu yang terdapat dalam Kitab Suci dan mengutus para Rasul yang membimbing mereka untuk menemukan dan mengenali Tuhan sebenarnya. Urgen untuk ada karena sebagai jalan hamba Allah SWT untuk mengenal siapa Al Khaliq, karena selain itu semuanya adalah makhluk-Nya. Petunjuk dari para Rasul itulah yang dinamakan risalah, yang berarti Syahadat Risalah. Manusia yang telah bersyahadat Dengan Menyebut Asma Allah dan Rasul sebagai utusan Allah maka mereka sudah dikatakan sebagai seorang Muslim.

Sampai pada masa Rasulullah saw sebagai pembimbingan makhluk Allah agar mereka taat dan beribadah kepada-Nya bukan beribadah dan taat kepada selain Allah Yang Maha Esa.  Karena rahmat-Nya, Allah menurunkan Kitab-Kitab Allah kepada para Rasul-Nya sebagai upaya untuk memberikan petunjuk kepada makhluknya dikarenakan tidak dimungkin manusia dapat menerima ajaran Allah SWT secara langsung kecuali melalui perantara para Rasul-Nya.

Allah mengutus malaikat Jibril As sebagai perantara untuk menyampaikan wahyu kepara para Rasul sehingga mereka dapat belajar dan memahami akan Kuasa Allah SWT. Dalam Risalah yang ada Allah SWT berfirman di dalam Al Qur'an dan kita mengetahui bahwa Nabi dan Rasul terdapat 25, mulai dari Nabi Adam as sampai yang terakhir Nabi akhir zaman Nabi Muhammad bin Abdullah saw.  Ada pun 4 Nabi yang mendapatkan gelar sebagai Ulul Azmi karena kegigihannya dalam berjihad dan berjuang adalah Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad saw dan yang beliau Nabi Muhammad bin Abdullah saw juga dikenal sebagai sayyidul 'anbiya' wal mursalin.

Tidak pula beriman dan berislam dengan benar sebelum mengikuti ajaran dari Nabi Muhammad bin Abdullah saw, sebagaimana sabda beliau:
Tidaklah beriman salah seorang kalian sebelum hawa (nafsunya) mengikuti (ajaran) yang aku bawa.
(Disebutkan dalam Arba'in An Nawawiyyah hadits ke-41)

Sumber :
Jasiman, Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2016.