Bisa dibilang, tahun 2003 adalah tahun bintang
yang bersinar sangat terang bagiku,
karena pada sepanjang tahun itu Allah selalu menghujaniku dengan rezeki yang
tak pernah aku sangka sebelumnya, Pada tahun 2003 itu rezeki bisa aku dapatkan
tanpa harus menyeberangi lautan kesusahan. Rezeki itu datang tanpa aku harus
menjemputnya. Sungguh, tahun itu adalah tahun yang cemerlang di masa-masa
remajaku.
Setelah aku amati, apa rahasia kelancaran rezekiku,
ternyata terletak pada surah Al-Waqi’ah, yang selalu aku baca di antara waktu
maghrib dan isya’. Terbukti setelah aku pernah lalai membaca surah Al-Waqi’ah
di tahun 2004, rezekiku pun ikut seret meskipun tetap mengalir. Namun, tak
selancar pada tahun sebelumnya saat aku rajin membacanya.
Kejadian berawal ketika ekonomi kami sekeluarga
sangat rapuh. Kamu sebelumnya memang tergolong dari keluarga pas-pasan. Saat
itu utang Ibu sangat besar hingga mencapai jutaan rupiah, yang di luar kekuatan
kami untuk membayarnya. Saat itu juga usiaku tengah menginjak remaja, yang juga
sangat membutuhkan dana untuk mejeng dengan mode-mode busana terbaru. Saat
itulah aku sadarkan untuk tidak ikutan hura-hura dengan remaja lainnya, tapi
lebih suka membantu Ibu mengatasi masalah ekonominya. Karena tinggal aku yang
tinggal bersama Ibu, sementara saudara-saudaraku telah menikah dan kawin
mengikuti suami masing-masing.
Kebiasaanku saat kecil adalah membaca surah-surah Al
Qur’an, seperti surah Yassin, Al Waqi’ah, Al Mulk, Sajadah, dan sebagainya.
Pada saat kesulitan menimpa keluargaku, aku tiba-tiba terpanggil untuk membaca
surah Al-Waqi’ah.
Aku tidak ingin berpangku tangan begitu saja dengan
berdoa terus untu bisa mengatasi kesulitan. Aku kemudian mencoba bekerja. Tapi,
Ibu selalu melarang. Beliau selalu berkata,” Kamu tidak usah mikir masalah
pekerjaan”. Namun, bagaimana pun aku tak bisa hidup tenang dengan persoalan
Ibu. Hingga pada suatu hari di akhir Januari 2003 datang seorang teman yang
menyuruh aku mempromosikan salah satu produk kecantikan dengan sistem Multi
Level Marekting (MLM). Aku semula hanya tertarik untuk sekadar membantu.
Untungnya memang tidak seberapa.
Kemudian, aku minta izin kepada Ibu untuk mencari
sendiri pertokoan yang bisa menjadi outlet produk yang kami jual. Beliau
memberi izin. Sejak saat itu, tepatnya tanggal 3 Februai 2003, dengan modal
pinjaman Ibu sebesar Rp 150.000,- aku memulai usahaku. Alhamdulillah, tak
disangka pesanan membanjir. Aku bisa meraih untung hingga tiga kali lipat. Aku
sangat bersyukur. Begitu juga Ibu, yang sangat bahagia dengan keberhasilanku. Pada
bulan berikutnya aku membuat kerja sampingan dengan menjual perhiasaan putihan
seperti cincin monel, kalung monel, dan lain-lain. Alhamdulillah, ini pun
mendapat respons yang sangat memuaskan.
Aku pun tak berhenti di situ saja. Sebab, agaknya,
jalan bisnis yang dibukakan Allah mulai terbuka untukku. Aku mencoba menjual
pakaian muslimah serta pakaian anak-anak. Semua berjalan dan mendapat sambutan
konsumen. Belum dua minggu dari usahaku yang mulai meletihkan ini, sudah mulai
ada yang melamar menjadi karyawan. Hari berganti hari, bulan berganti bulan aku
lalui dengan bergelimang rezeki.
Dalam masa 2003 itulah persoalan ekonomi keluargaku
kembali normal. Utang-utang Ibu bisa dilunasi.
Pada dasarnya aku memang tak pernah mengetahui
penyebab rezekiku itu. Keberhasilan itu memang kemudian berimbas pada
kemalasanku membaca surah Al-Waqi’ah lagi. Pada tahun 2004 aku mulai lalai
membacanya. Tiba-tiba rezekiku berjalan seret dan melambat, meski masih jalan
juga dan mencukup untuk kehidupan sehari-hari.
Dari kejadian itu aku mulai mencari penyebabnya.
Ternyata penyebab kelancaran rezeki selama ini adalah kebiasaanku membaca surah
Al Waqi’ah yang kadangkala aku baca hingga tiga kali dalam semalam. Dalam
sebuah buku aku baca kemudian bahwa Rasulullah bersabda,”Barang siapa membaca
surah Al Waqi’ah setiap malam, tia tidak akan miskin selamanya”. Rasulullah
juga bersabda,” Surah Al Waqi’ah adalah surah kekayaan. Bacalah selalu dan
ajarkan anak-anak kalian untuk membacanya”. Dalam hadits yang lain
disebutkan,”Ajari wanita-wanita kalian baca surah Al-Waqi’ah, karena surah itu
adalah surah kekayaan”.
Hari berikutnya aku pun mulai lagi untuk membacanya,
seperti halnya yang sudah-sudah. Kali ini pun aku membacanya, seperti halnya
yang sudah-sudah. Kali ini pun aku membacanya bukan bertujuan untuk tujuan
mencari rezeki. Semuanya aku serahkan kepada Allah. Berapa pun Allah memberikan
rezeki kepadaku, itulah yang harus aku terima dengan senang hati.
Alhamdulillah, dengan membaca Al Waqi’ah itu
semuanya kembali menjadi lancer. Dan rezeki yang kami terima itu ternyata
berkah juga.
Inilah kisah nyataku. Semoga pembaca yang lain bisa
mengikuti jejakku dan bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan berkah secara
ekonomi.
Sumber
:
Mutma’innatul
Mardiyah, Al Kisah Majalah Kisah & Hikmah No. 16, 2-15 Agustus 2004