Yakin merupakan
kekuatan yang dipegang teguh pada diri kita kepada sesuatu baik berwujud maupun
tidak berwujud. Dalam bahasa Inggris sering disebut believe atau percaya dimana kepercayaan itu muncul bersamaan dengan
segala sesuatu yang kita butuhkan dan inginkan. Allah berfirman dalam QS Al
A’raf [8]:172 yang berbunyi
Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukanah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab:” betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi sakti”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (Keesaan Tuhan).”
Dari kata alastu birabbikum (Bukankah Aku ini
Tuhanmu) kata Allah. Anak-anak Nabi Adam pun bersaksi dengan keyakinan mereka
bahwa Allah itu Tuhan mereka dalam lafadz qaalu
balaa syahidnaa. Keyakinan anak-anak Nabi Adam bahwa sungguh Allah itu Maha
Esa dan tidak ada sesembahan patut disembah melainkan Hanya kepada Nya (Allah
Maha Kuasa).
Dalam penelitian barat,
pada Tim Universitas California mengklaim bahwa menemukan God Spot, yakni noktah otak yang merespons ajaran moral keagamaan.
Dan penemuan ini akhirnya terungkap dari beberapa eksperimen yang dilakukan
oleh Prof. Vilayanur Rama Chandran, ahli ilmu sarat berdarah India. (Dikutip lead dalam majalah mingguan Gatra edisi
15 November 1997 di Risalah Jum’at, Edisi 18, 12 Februari 2016 M atau 1437 H)
bersama timnya dari Universitas California, Amerika Serikat.
Ditemukan pada
penderita penyakit ayan atau epelipsi
yang terdapat God Spot yang timbul
akibat halusinasi si penderita. Dalam kejadian tersebut Tim Prof Vilayanur Rama
Chandran menggali informasi dari penderita dimana terjadi episode mistik yang
kuat sehingga timbul obsesi penderita ayan dalam spiritual atau bayang-bayang
diluar logika manusia.
Hal ini yang
membuktikan bahwa penemuan Prof. Vilayanur sejalan atau sesuai dengan firman
Allah SWT dalam QS Ar Rum [30] :30 yang memiliki arti Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.
Potensi-potensi yang
timbul dari penderita tersebut menandakan bahwa adanya God Spot. Manusia sebagai hamba Allah atau ciptaan Allah memiliki
kemampuan dalam dirinya untuk mengenali Allah atau pencipta Nya. Namun dengan
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki maka manusia masih mencari-cari
kebenaran yang ada di dalam dirinya secara nyata bahwa ada yang menciptakan
dirinya. Dalam Hadits Rasulullah saw pun bersabda, Setiap manusia diciptakan dalam keadaan membawa fitrah kesucian
(Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa), tetapi kedua orang tua
(lingkungan)-nya Tahudi, Nasrani, atau Majusi. Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari
Pencarian itu yang
menghalangi manusia menerima ketentuan-ketentuan dari apa yang telah
diperintahkanNya. Keyakinan yang masih dalam kebimbangan menjadikan seseorang
lupa akan adanya Allah SWT sebagai pencipta mereka.
Allah memberikan
petunjuk bagi hambanya yang menginginkannya, dapat melalui pengetahuan manusia,
kejadian-kejadian di luar logika manusia, sebuah hidayah langsung, melalui
kelaparan, kemiskinan, melimpahnya harta, kepuasaan diri, keinginan yang tidak
berujung, keturunan, dan sebagainya. Allah Maha Kuasa atas segala yang ada,
keyakinan itu yang perlu ditanamkan kepada diri kita sebagai makhluk yang lemah
dengan ditunjukan pada kebutuhan kita yang masih mengandalkan orang lain. Kita
tidak dapat berdiri sendiri, tidak bisa kaya sendiri, cerdas secara keilmuan
sendiri, menjadi seorang penemu sendiri, namun Allah, Allah SWT berbeda dengan
kita dengan segala sifat yang dimiliki Nya.
Keyakinan bahwa semua
ini Kuasa AllahSWT, kebenaran yang ada dan problematika yang terjadi di muka
bumi. Dan setiap penciptaan ada tujuan atau fungsinya, sebagaimana kita menulis
memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain lewat tulisan
kita, memberikan penghasilan pada diri kita, menambah wawasan keilmuan, dan
sebagainya. Seorang pedagang, ketika membuka dagangannya memiliki tujuan agar
dagangannya terjual habis, mendapatkan hasil atau keuntungan, dengan hasil
tersebut dapat memenuhi kebutuhan, dengan hasil tersebut dapat mengembangkan
dagangannya. Sama halnya dengan kita makhluk Allah SWT, namun Allah SWT punya
tujuan yang istimewa dan khusus dari tujuan-tujuan kita sendiri. Tidak sekedar
hasil, berkembang, menambah wawasan, dan lain sebagainya dimana semuanya itu
telah Allah miliki. Yakni menjadikan manusia khalifah di muka bumi dan dengan
itu agar manusia itu beribadah (menyembah) serta yakin akan keberadaan
Penciptanya.
Ditulis oleh Arif Budiono
Selasa, 8 Maret 2016 Yogyakarta
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih